Senin, 28 November 2011
Kamis, 24 November 2011
Akhir 2013, Semua Produk Honda Berinjektor Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta - PT Astra Honda Motor (AHM) selaku pemegang merek sepeda motor Honda di Indonesia, mulai hari ini, 23 November 2011, mencanangkan penggunaan peranti injeksi sebagai perangkat pengabutan bahan bakar (BBM) di semua produknya. AHM juga mematok target, pada akhir 2013, semua varian Honda di Indonesia telah menggunakan peranti itu.
“Kami targetkan, pada akhir 2013 nanti semua produk Honda telah menggunakan teknologi PGM-FI (programmed fuel injection) yang sesuai dengan ketentuan Euro3,” terang Yusuke Hori, Presiden Direktur AHM, dalam keterangan pers, Rabu, 23 November 2011.
Meski harga produk yang telah berinjeksi lebih mahal ketimbang yang menggunakan karburator, produk tersebut menawarkan keuntungan yang lebih. Setidaknya, ada tiga keuntungan yang dihasilkan mesin yang menggunakan peranti injektor.
Pertama, konsumsi BBM yang lebih irit. Hasil pengujian Honda menunjukkan, konsumsi BBM motor yang telah dilengkapi injektor ternyata 17 persen lebih irit. Pasalnya, tingkat keakuratan semburan BBM ke ruang bakar melalui peranti itu jauh lebih tinggi.
Kedua, pembakaran sempurna sehingga motor jauh lebih bertenaga . Hal itu terjadi karena proses pembakaran yang jauh lebih sempurna karena takaran porsi BBM yang disemburkan dan dicampur dengan udara di ruang bakar dalam porsi ideal.
Ketiga, gas buang atau CO2 yang dihasilkan jauh lebih sedikit. Hal itu dikarenakan BBM yang terbakar dengan sempurna sehingga BBM yang dibutuhkan oleh motor juga lebih sedikit. Bahkan, Honda mengaku, emisi gas buang tersebut 90 persen lebih rendah ketimbang versi motor yang masih menggunakan pengabutan BBM karburator.
Selama ini telah ada beberapa produk Honda yang telah dilengkapi injektor yang dipasarkan di Tanah Air. Di antaranya Honda Revo AT, Honda Supra X 125 PGM-FI, Honda PCX 125, Honda CBR CBR250R, dan Honda CBR150R.
Bahkan, pada acara yang bertajuk "Honda FI (Fuel Injection) Declaration" itu, AHM meluncurkan Spacy Helm in PGM-FI yang dibanderol Rp 12,8 juta dan Supra X 125 Helm-in PGM-FI yang dihargai Rp 15,85 juta. Harga tersebut terpaut Rp 250 ribu lebih mahal ketimbang versi karburator dan bersifat on-the-road Jakarta.
Johannes Loman, Wakil Presiden Direktur AHM, mengatakan Honda pertama kali memperkenalkan teknologi PGM-Fi di Indonesia pada 2005. Saat itu teknologi tersebut diusung oleh Honda Supra X 125.
Kini Honda kembali ingin memelopori penggunaan teknologi itu di semua produknya sesuai dengan ketentuan Euro3 yang mulai diterapkan di Indonesia 2013 mendatang.
ARIF ARIANTO